PROPAGANDIS NEWS – NABIRE, Puluhan massa Forum Rakyat Biasa (FRB) datangi sekertariat Tim seleksi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Papua Tengah zona 1 (satu) di jalan Malompo Nabire Papua, massa membentangkan spanduk tuntutan. Pada, Pukul 11.30. Kamis, (20/7).
Massa mendesak perioritaskan orang asli Papua pada proses seleksi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di 4 (empat) Kabupaten , diantaranya, Nabire, Dogiyai, Puncak Jaya dan Puncak .
Kordinator Lapangan Jakson Ikomou, membacakan pernyataan sikap. Usai itu dilanjutkan dengan audisensi. Kemudian, Perkumpulan Forum Rakyat Biasa diterima langsung oleh Ibu Ketua Tim Seleksi, Febe Retno Kristanti. Pantauan media ini.
Disela audiensi, Ketua Forum Rakyat Biasa Jakson Ikomou meminta kepada tim seleksi agar mengutamakan orang asli Papua pada selesi KPUD di 4 (empat) Kabupaten.
"Kami mendesak kepada Bapak/Ibu timsel agar utamakan OAP. Sebab OAP tidak mungkin datang ikut tes KPUD di provinsi diluar Papua. Diberikan Undang-undang No. 2 Tahun 2021 untuk anak asli Papua jadi tuan di tanahnya sendiri maka hargai hak sulung kami sebagai pemilik negeri ini," tegasnya.
Pihaknya juga mendesak menolak admistrasi dari sudara/I non OAP, "kami menegas agar tim seleksi tidak menerimah berkas dari sudara/I kami asal luar Papua. Kami tidak bermaksud menyudutkan sudara/I kami dari luar Papua tetapi hal ini untuk mengurangi angka pengangguran OAP di Papua tengah, "tutur Ikomou.
Kemudian pihaknya juga mendesak KPU RI untuk mendorong regulasi kekhususan bagi OAP dalam proses seleksi, " kami memohon kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia agar mendorong peraturan khusus bagi Papua dalam hal menyeleksi KPUD agar mengutamakan anak negeri pemilik tanah Papua guna mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan proses pesta demokrasi di tanah asalnya sendiri, "harapnya.
Desakan ini memperhatikan pernyataan Mengkopohukam Mahfud MD tentang Afirmasi bagi Papua, "Ya Pak Mahfud menuturkan hal demikian maka pihak-pihak yang menggelar proses seleksi harus menafsirkan dengan cermat sebab pernyataan mantan Hakim MK merupakan bentuk keperpihakan terhadap OAP dalam berbagai sektor kehidupan,"ujarnya.
"Kami tidak mau tanah kami ini terjadi seperti di Merauke dan Kota Jayapura yang kemudian anak asli tersingkir dalam bidang politik praktis namun dikuasai Non-Papua dengan alasan mayoritas -minoritas," kesalnya.
Dari tempat yang sama Ibu Ketua Tim seleksi , Febe Retno Kristanti, mengatakan , "kami menerima aspirasi ini. Dalam proses seleksi tentu kami juga akan mengacu pada aturan yang mengatur proses seleksi. Aspirasi yang disampaikan merupakan langka yang tepat sebab tahapan ini perlu ada pengawalan oleh masyarakat sebagai negara demokrasi, "respons Ketua tim seleksi dari ruangan audiensi Malompo Nabire Papua.
Sesudah itu, sekitar pukul 12.40 siang, Massa Forum Rakyat Biasa (FRB) menuju Kantor Komisi Pemilihan, dihalaman Kantor dibawa pengawalan Kepolisian.
Massa demo juga menyampaikan hal yang sama. Kemudian Anggota Komisioner KPU Papua Tengah, Marius Telenggen merespons dan menerimah massa diruangan Aula KPU Papua Tengah lalu merespons tuntutkan Forum Rakyat Biasa.
Kemudian pihaknya menandatangi bukti tanda terima aspirasi yang telah sediakn oleh massa aksi damai. Usai itu massa membubarkan diri.
~Mr.T (Andri)
Komentar
Posting Komentar