PROPAGANDIS NEWS – Jumat, 08 September 2023. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara terkait anggaran penanganan Kemiskinan Ekstrem yang tidak berimbang dengan anggaran Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri para pejabat di Kabuapten Garut.
Namun hal itu tidak menjadikan perhatian sama sekali dan para pejabat seolah tidak perduli dengan erangan rakyatnya yang berada pada garis kemiskinan ekstrem.
Padahal banyak pihak merasa miris dengan kosdisi seperti sekarang ini, mereka berteriak, berdemo bahkan mencaci maki para pejabat yang seolah abai dengan kekeringan yang tengah melanda beberapa kecamatan yang ada di kabupten Garut.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara terkait anggaran penanganan Kemiskinan Ekstrem yang tidak berimbang dengan anggaran Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri para pejabat di Kabuapten Garut.
Namun hal itu tidak menjadikan perhatian sama sekali dan para pejabat seolah tidak perduli dengan erangan rakyatnya yang berada pada garis kemiskinan ekstrem.
Padahal banyak pihak merasa miris dengan kosdisi seperti sekarang ini, mereka berteriak, berdemo bahkan mencaci maki para pejabat yang seolah abai dengan kekeringan yang tengah melanda beberapa kecamatan yang ada di kabupten Garut.
Bupati Garut pun telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Garut Nomor 100.3.3.2/KEP.646-BPBD/2023 tentang penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Garut.
Terhitung ada 10 Kecamatan yang dilanda kekeringan yakni, Kecamatan Cigedug, Malangbong, Pakenjeng, BL.limbangan, Peundeuy, Kadungora, Cikelet, Sukawening, Pameungpeuk dan Pasirwangi.
Hal tersebut disikapi juga oleh seorang Kiyai kharismatik yang juga Ketua Umum Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (ALMAGARI) K.H. Aceng Abdul Mujib, M.Ag., atau yang akrab disapa Ceng Mujib.
Melalui serangkaian wawancara dengan Ceng Mujib di Sekretariat ALMAGARI, Jalan Galumpit, Kelurahan Kota Kulon, Garut, Jawa Barat, yang menyebutkan, anggaran penanganan Kemiskinan Ekstrem seakan tidak pernah diperhatikan, berbeda jauh dengan anggaran Perjalanan Dinas (Perdin) yang belum tentu bermanfaat bagi masyarakat secara langsung, Jumat (08/09/2023) pagi.
"Semestinya para pejabat tersebut lebih mementingkan kondisi rakyatnya, daripada hanya sekedar pergi ke Luar Negeri yang tidak jelas peruntukannya, tidak pula meningkatkan kinerja SKPD, yang ada hanyalah penghamburan anggaran saja," ungkap singa podium ini.
Kini tersiar kabar lagi rencana Bupati Garut berangkat ke Italia, Ketum ALMAGARI ini menilai hal ini menunjukkan ketidakpekaannya terhadap kemiskinan ekstrem di Garut. Padahal Perbup Nomor 100.3.3.2/KEP.646-BPBD/2023 tentang penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Garut sudah berlaku dari 23 Agustus sampai 10 September 2023.
Padahal banyak desa di 10 Kecamatan sedang dilanda kekeringan, kesulitan ekonomi, melambungnya biaya hidup, petani gagal panen, ancaman rawan daya beli, antrian panjang jerigen menunggu mengisi air di mata air yang hampir kering, ini semua mestinya mendapat perhatian dan penanganan dari semua pejabat terkait," ujar Ceng Mujib.
Yang lebih mengerikan lagi menurut Ceng Mujib adalah beredarnya video dimana ada adegan Bupati Garut menangis dan menyatakan Bupati gagal mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut.
Pengasuh Pondok Pesantren Fauzan ini mempertanyakan, kemana saja selama dua periode kepemimpinan dan kiprah Rudy - Helmi? Di tengah rakyatnya yang hampir kelaparan dan kekeringan hanya tangisan palsu yang bisa dihadirkan nya.
"Benar-benar tidak punya hati, seharusnya Pemkab yang mendapat anggaran dari Biaya Tak Terduga (BTT) yang tidak sedikit, juga sebagai Top Leader penanggulangan bencana yang dalam masa tanggap darurat harusnya berada di tengah-tengah rakyat, ini malah berencana pelesiran lagi ke Luar Negeri," tukasnya.
Wajar jika masyarakat Kabupaten Garut marah dan mempertanyakan kinerja para pejabatnya, karena memang kenyataannya kucuran dana BTT hanya dipakai untuk hura-hura menyalurkan syahwat kekuasaan semata, daripada dipakai menangani permaslahan yang tidak bisa dikatakan main-main yang tengah melanda masyarakat Kabupaten Garut.
"Tidak ada upaya serius dan penanganan komperhensif untuk mengatasi kekeringan dan berbagai sumber bencana yang siap menerkam rakyat. Semoga Tuhan menyelematkan Rakyat Garut dari bencana ini," pungkas Ceng Mujib.
~Mr. T (Andri)
Komentar
Posting Komentar